BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Polidaktili adalah suatu kelainan yang
diwariskan oleh gen autosomal dominan P yang dimaksud dengan sifat autosomal
ialah sifat keturunan yang ditentukan oleh gen pada autosom. Gen ini ada yang
dominan dan ada pula yang resesif. Oleh karena laki-laki dan perempuan
mempunyai autosom yang sama, maka sifat keturunan yang ditentukan oleh gen
autosomal dapat dijumpai pada laki-laki maupun perempuan.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya polidaktili
antara lain :
1.
Kelainan Genetik dan Kromosom
2.
Faktor Teratogenik
Dalam istilah
medis, teratogenik berarti terjadinya perkembangan tidak normal dari sel selama kehamilan yang menyebabkan kerusakan pada embrio sehingga
pembentukan organ-organ berlangsung tidak sempurna (terjadi cacat lahir).
B.
Tujuan
·
Dapat mengetahui pengertian dari polidaktili
·
Dapat mengetahui klasifikasi polidaktili
·
Dapat mengetahui faktor-faktor penyebab polidaktili
·
Dapat mengetahui cara penanganan polidaktili
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Polidaktili
Polidaktili adalah kelainan genetika yang ditandai banyaknya jari
tangan atau jari kaki melebihi normal. Polidaktili dapat terjadi pada kedua
jari tangan (kanan dan kiri) atau salah satu saja.
Polidaktili berasal dari bahasa yunani kuno (Polus)
"banyak" dan (daktulos) "jari", juga dikenal sebagai hiperdaktili, adalah anomali
kongenital fisik jari tangan atau kaki. Polidaktili adalah kebalikan
dari oligodaktili (jari terlalu sedikit atau kaki).
Polidaktili merupakan kelainan pertumbuhan jari sehingga
jumlah jari pada tangan atau kaki lebih dari lima. Dikenal juga dengan nama
hiperdaktili. Bila jumlah jarinya enam disebut seksdaktili, dan bila tujuh
disebut heksadaktili. Polidaktili terjadi pada 1 dari 1.000 kelahiran.
Polidaktili adalah suatu kelainan yang diwariskan oleh gen
autosomal dominan P yang di maksud dengan sifat autosomal ialah sifat keturunan
yang ditentukan oleh gen pada autosom. Gen ini ada yang dominan dan ada pula
yang resesif. Oleh karena laki-laki dan perempuan mempunyai autosom yang sama,
maka sifat keturunan yang ditentukan oleh gen autosomal dapat dijumpai pada
laki-laki maupun perempuan. Sehingga orang bisa mempunyai tambahan jari pada
kedua tangan atau kakinya.
Jari-jari yang lebih dari 5 pada manusia adalah suatu
ketidaknormalan, dan polidaktili merupakan istilah yang digunakan untuk
menyatakan duplikasi jari. Pada polidaktili, biasanya terdapat 6 jari pada
setiap jari tangan,terkadang bisa lebih seperti 7 atau 8 jari.
Yang umum dijumpai ialah terdapatnya jari tambahan pada satu
atau kedua tangannya. Tempatnya jari tambahan itu berbeda-beda, ada yang
terdapat didekat ibu jari dan ada pula yang terdapat didekat jari kelingking.
p ♀ pp x ♂ Pp
normal polidaktili
F1 Pp
= polidaktili (50%)
pp
= normal (50%)
Orang normal adalah homozigotik resesif pp. pada individu
heterozigotik Pp derajat ekspresi gen dominan itu dapat berbeda-beda, sehingga
lokasi tambahan jari dapat bervariasi. Bila seorang laki-laki polidaktili
heterizigotik menikah dengan orang perempuan normal, maka dalam keturunan
kemungkinan timbulnya polidaktili ialah 50%.
A.
Klasifikasi Polidaktili
Polidaktili diklasifikasikan beberapa macam, yaitu:
1.
Polidaktili postaxial (Ulnar
polidaktili)
Meskipun salah satu dari 5 jari dapat
berduplikasi, namun lebih sering terjadi pada jari kelingking. Tipe gambaran
duplikasi jari kelingking bervariasi dari pertumbuhan kulit sampai pertumbuhan
lengkap jari kelingking
a.
Duplikasi jari-jari berdasarkan stelling dan turez,
Duplikasi jari-jari berdasarkan stelling
dan turez,diklasifikasikan
menjadi 3 tipe, yaitu:
1)
Pada tipe I terdapat tambahan soft-tissue mass tetapi tidak ada
pertumbuhan tulang tambahan pada tangan, sering tidak terdapat tulang, sendi
atau tendon, dan dihubungkan pada tangan oleh narrow pedicle. Polidaktili tipe
I terdiri dari jaringan lunak yang terhubung dengan tulang. Sering kali tidak
terdapat tulang, kartilago dan tendon pada tipe ini. Penanganannya adalah
dengan pengangkatan sederhana dari jaringan lunak.
2)
Pada tipe II, sebagian atau seluruh jari terduplikasi dengan tulang
normal, kartilago atau komponen otot, hal itu berhubungan dengan pembesaran
atau terpecah menjadi dua metakarpal atau phalanx.Polidaktili tipe II terdiri
dari duplikasi dari sebuah jari. Tercatat bahwa jari ini terhubung dengan
kepala metakarpal yang melebar.
1)
Pada tipe III, seluruh jari dengan metakarpal dan seluruh komponen
soft – tissue terduplikasi, tetapi tipe ini jarang terjadi.Polidaktili tipe
III, jari tambahan sempurna dengan metakarpal dan semua jaringan lunaknya
sendiri. Penanganannya adalah dengan pengangkatan sederhana dari seluruh jari
dan metakarpal.
a.
Duplikasi jari-jari berdasarkan Temtamy dan Mc-Kusick
Temtamy dan Mc-Kusick membagi duplikasi jari kelingking menjadi dua
tipe. Pada tipe A, jari tambahan tumbuh penuh. Pada tipe B, jari tambahan
tumbuh tidak sempurna dan bercabang. Seeorang dengan polidaktili tipe A dapat
menghasilkan keturunan dengan polidaktili tipe A atau B, sedangkan seseorang dengan
polidaktili tipe B dapat menghasilkan keturunan dengan hanya polidaktili tipe
B. Pola genetik tipe B masih rumit, dengan melibatkan satu atau dua gen dominan
dan faktor tidak tetap penetrasi.
1.
Polidaktili preaxial (Tumb
polidaktili)
Ibu jari tambahan merupakan tipe yang paling
sering terjadi pada polidaktili pada orang kulit putih. Insiensi deformitas
pada orang kulit hitam dan kulit putih adalah 0,08/1000. Hal tersebut
bermanifestasi menjadi bermacam – macam bentuk, bertahap dari anyaman daging
kecil pada batas radial tangan menjadi triplikasi. Tahap penyatuan tulang,
Wassel mengklasifikasikan polidaktili ibu jari menjadi 7 tipe.
a.
tipe I, phalanx distal bercabang ( sangat jarang , 2 % ) ;
b.
tipe II, phalanx distal berduplikasi ( 15 % ) ;
c.
tipe III, phalanx proksimal bercabang tetapi phalanx distal berduplikasi (
6 % ) ;
d.
tipe IV sering terjadi ( 43 % ), baik phalanx proksimal maupun phalanx
distal berduplikasi ;
e.
tipe V ( 10 % ), metakarpal dari ibu jari bercabang, dan kedua phalanx
distal dan proksimal berduplikasi ;
f.
tipe VI ( 4 % ) metakarpal ibu jari dan kedua phalanx distal dan proksimal
berduplikasi
g.
tipe VII ( 20 % ) ibu jari hanya memiliki 3 ruas phalanx.
Polidaktili preaxial mungkin berhubungan dengan sindaktili, hal
tersebut dihubungkan dengan sifat autosomal dominan. Temtamy menyebut bentuk
polidaktili ini sebagai polisindaktili. Pada duplikasi ibu jari, mungkin
terjadi ketidaknormalan sirkulasi, dipenuhi oleh satu atau dua arteri. Sering
satu ibu jari dominan ketika yang lain gagal tumbuh, kadang – kadang walaupun
kedua ibu jari berukuran sama, salah satu bisa mengikis. Biasanya terjadi
keterlibatan unilateral.
Polidaktili ibu jari biasanya terjadi sporadik, walaupun bila
dihubungkan dengan triphalanx ibu jari terjadi karena famili. Polidaktili
preaxial mungkin dapat dihubungkan dengan ketidaknormalan vertebra, tidak
adanya tibia, celah langit – langit mulut, dan imperforasi anus. Hal ini dapat
dilihat dari jumlah gejala, temuan klinis yang penting seperti sindrom Down,
pansitopenia Fanconi, dan acrocephalosyndactyly.
Tipe terbanyak adalah tipe IV dimana kedua ruas proksimal dan
distal terduplikasi ( 43 % ). Pada tipe I ruas distalnya terbelah menjadi dua,
Ini adalah tipe paling jarang ( 2 % ). Pada tipe II ( 15 % ) ruas distal
terduplikasi. Di tipe III ( 6 % ) ruas distal terduplikasi dan ruas
proksimal terbelah menjadi 2. Pada tipe V ( 10 % ) metakarpal dari jempol
terbelah dan kedua ruasnya terduplikasi. Pada tipe VI ( 4 % ) kedua metakarpal
jempol dan semua ruas proksimal dan distalnya terduplikasi. Pada tipe VII
triphalangeal pada jempol.
1.
Polidaktili central
Duplikasi dari
jari telunjuk, jari tengah dan jari manis dihubungkan pada polidaktili sentral
atau axial. Kelebihan jari tengah dan jari manis sering disembunyikandalam
jaringan antara penghubung jari- jari yang normal. Tendon, nervus,dan pembuluh
darah dari jari cadangan biasanya tidak normal, sebagai epifise
kelebihan jari. Epifise dari kelebihan jari biasanya tidak tumbuh normal
pada garis pertumbuhan, sebagai hasilnya phalanx bercabang dari axis
longitudinal ke penyimpangan ulna atau radial dan mengubah batas jari – jari.
Duplikasi jari telunjuk jarang terjadi, disajikan ulang antara 3,5 % dari semua
kasus polidaktili. Ketidaknormalan ini sebaiknya tidak rancu dengan triphalanx
ibu jari.Kelebihan jari tengah dapat terdiri dari percabangan soft-tissue mass
atau terdapat tulang normal dan komponen soft – tissue. Hal ini dapat
dihubungkan dengan sinostosis radioulnar kongenital, dan duplikasi jari
telunjuk dapat menyatu dengan jari tengah.
A.
Penyebab Polidaktili
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya polidaktili
antara lain :
1.
Kelainan Genetik dan Kromosom
Diturunkan secara genetik (autosomal dominan). Jika salah satu
pasangan suami istri memiliki polidaktili, kemungkinan 50% anaknya juga
polidaktili. Kelainan genetik pada ayah atau ibu kemungkinan besar akan
berpengaruh atas polidaktili pada anaknya. Di antara kelainan-kelainan ini ada
yang mengikuti hukum Mendel biasa, tetapi dapat pula diwarisi oleh bayi yang
bersangkutan sebagai unsur dominan ("dominant traits") atau
kadang-kadang sebagai unsur resesif. Penyelidikan daIam hal ini sering sukar,
tetapi adanya kelainan kongenital yang sama dalam satu keturunan dapat membantu
langkah-langkah selanjutya.
2.
Faktor Teratogenik
Teratogenik (teratogenesis) adalah istilah medis yang berasal dari
bahasa Yunani yang berarti membuat monster. Dalam istilah medis, teratogenik
berarti terjadinya perkembangan tidak normal dari sel selamakehamilan yang menyebabkan kerusakan pada embrio sehingga
pembentukan organ-organ berlangsung tidak sempurna (terjadi cacat lahir). Di
dalam Keputusan Menteri Pertanian nomor 434.1 (2001), teratogenik adalah sifat
bahan kimia yang dapat menghasilkan kecacatan tubuh pada kelahiran.
Teratogenik adalah perubahan formasi dari sel, jaringan, dan organ
yang dihasilkan dari perubahan fisiologi dan biokimia. Senyawa teratogen akan
berefek teratogenik pada suatu organisme, bila diberikan pada saat
organogenesis. Apabila teratogen diberikan setelah terbentuknya sel jaringan,
sistem fisiologis dan sistem biokimia, maka efek teratogenik tidak akan
terjadi. Teratogenesis merupakan pembentukan cacat bawaan. Malformasi (kelainan
bentuk) janin disebut terata, sedangkan zat kimia yang menimbulkan terata
disebut zat teratogen atau teratogenik.
Perubahan yang disebabkan teratogen meliputi perubahan dalam
pembentukan sel, jaringan dan organ sehingga menyebabkan perubahan fisiologi
dan biokimia yang terjadi pada fase organogenesis. Umumnya bahan
teratogenik dibagi menjadi 3 kelas berdasarkan golongan nya yakni bahan
teratogenik fisik, kimia dan biologis.
a.
Faktor teratogenik fisik
Bahan tertogenik fisik adalah bahan yang bersifat teratogen dari
unsur-unsur fisik misalnya Radiasi nuklir, sinar gamma dan sinar X (sinar
rontgen). Bila ibu terkena radiasi nuklir (misal pada tragedi chernobil) atau
terpajan dengan agen fisik tersebut, maka janin akan lahir dengan berbagai
kecacatan fisik. Tidak ada tipe kecacatan fisik tertentu pada paparan ibu hamil
dengan radiasi, karena agen teratogenik ini sifatnya tidak spesifik karena
mengganggu berbagai macam organ. Dalam menghindari terpaaan agen teratogen
fisik, maka ibu sebaiknya menghindari melakukan foto rontgen apabila ibu sedang
hamil. Foto rontgen yang terlalu sering dan berulang pada kehamilan kurang dari
12 minggu dapat memberikan gangguan berupa kecacatan lahir pada janin.
b.
Faktor teratogenik kimia
Bahan teratogenik kimia adalah bahan yang berupa senyawa senyawa
kimia yang bila masuk dalam tubuh ibu pada saat saat kritis pembentukan organ
tubuh janin dapat menyebabkan gangguan pada proses tersebut. Kebanyakan bahan
teratogenik adalah bahan kimia. Bahkan obat-obatan yang digunakan untuk
mengobati beberapa penyakit tertentu juga memiliki efek teratogenik.
Alkohol merupakan bahan kimia teratogenik yang umum terjadi
terutama di negara-negara yang konsumi alkohol tinggi. Konsumsi alkohol pada
ibu hamil selama kehamilannya terutama di trisemester pertama, dapat
menimbulkan kecacatan fisik pada anak dan terjadinya kelainan yang dikenal
dengan fetal alkoholic syndrome . Konsumsi alkohol ibu dapat turut masuk
kedalam plasenta dan memperngaruhi janin sehingga pertumbuhan otak terganggu
dan terjadi penurunan kecerdasan/retardasi mental. Alkohol juga dapat
menimbulkan bayi mengalami berbagai kelainan bentuk muka, tubuh dan anggota
gerak bayi begitu ia dilahirkan. Obat-obatan untuk kemoterapi kanker umumnya
juga bersifat teratogenik. Beberapa polutan lingkungan seperti gas CO, senyawa
karbon dan berbagai senyawa polimer dalam lingkungan juga dapat menimbulkan efek
teratogenik.
c.
Faktor teratogenik biologis
Agen teratogenik biologis adalah agen yang paling umum dikenal oleh
ibu hamil. Istilah TORCH atau toksoplasma, rubella, cytomegalo virus dan herpes
merupakan agen teratogenik biologis yang umum dihadapi oleh ibu hamil dalam
masyarakat. Infeksi TORCH dapat menimbulkan berbagai kecacatan lahir dan bahkan
abortus sampai kematian janin. Selain itu, beberapa infeksi virus dan bakteri
lain seperti penyakit sifilis/raja singa juga dapat memberikan efek teratogenik
B.
Penanganan Polidaktili
Ada beberapa cara yang dapat digunakan
untuk penanganan polidaktili, yaitu :
1.
Tindakan pembedahan untuk mengangkat jari tambahan biasanya
dilakukan untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul akibat jari tambahan
tersebut. Pengangkatan jari tambahan di jempol kaki merupakan prosedur
tersering karena implikasi kosmetik dan kenyamanan saat memakai sepatu. Hubungi
dokter bedah untuk melakukan prosedur pembedahan. Operasi “pembuangan” jari
yang berlebihan, terutama bila jari tersebut tidak berkembang dan tidak
berfungsi normal. Bila jari berlebihan hanya berupa gumpalan daging, biasanya tidak
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak, tapi mungkin anak menjadi malu
atau minder.
2.
Pemeriksaan rontgen mungkin diperlukan untuk menentukan apakah jari
tambahan mengandung struktur tulang, dan untuk menentukan perubahan yang dapat
terjadi saat operasi.
C.
Penyebab Polidaktili
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya polidaktili
antara lain :
3.
Kelainan Genetik dan Kromosom
Diturunkan secara genetik (autosomal dominan). Jika salah satu
pasangan suami istri memiliki polidaktili, kemungkinan 50% anaknya juga
polidaktili. Kelainan genetik pada ayah atau ibu kemungkinan besar akan
berpengaruh atas polidaktili pada anaknya. Di antara kelainan-kelainan ini ada
yang mengikuti hukum Mendel biasa, tetapi dapat pula diwarisi oleh bayi yang
bersangkutan sebagai unsur dominan ("dominant traits") atau
kadang-kadang sebagai unsur resesif. Penyelidikan daIam hal ini sering sukar,
tetapi adanya kelainan kongenital yang sama dalam satu keturunan dapat membantu
langkah-langkah selanjutya.
4.
Faktor Teratogenik
Teratogenik (teratogenesis) adalah istilah medis yang berasal dari
bahasa Yunani yang berarti membuat monster. Dalam istilah medis, teratogenik
berarti terjadinya perkembangan tidak normal dari sel selamakehamilan yang menyebabkan kerusakan pada embrio sehingga
pembentukan organ-organ berlangsung tidak sempurna (terjadi cacat lahir). Di
dalam Keputusan Menteri Pertanian nomor 434.1 (2001), teratogenik adalah sifat
bahan kimia yang dapat menghasilkan kecacatan tubuh pada kelahiran.
Teratogenik adalah perubahan formasi dari sel, jaringan, dan organ
yang dihasilkan dari perubahan fisiologi dan biokimia. Senyawa teratogen akan
berefek teratogenik pada suatu organisme, bila diberikan pada saat
organogenesis. Apabila teratogen diberikan setelah terbentuknya sel jaringan,
sistem fisiologis dan sistem biokimia, maka efek teratogenik tidak akan
terjadi. Teratogenesis merupakan pembentukan cacat bawaan. Malformasi (kelainan
bentuk) janin disebut terata, sedangkan zat kimia yang menimbulkan terata
disebut zat teratogen atau teratogenik.
Perubahan yang disebabkan teratogen meliputi perubahan dalam
pembentukan sel, jaringan dan organ sehingga menyebabkan perubahan fisiologi
dan biokimia yang terjadi pada fase organogenesis. Umumnya bahan
teratogenik dibagi menjadi 3 kelas berdasarkan golongan nya yakni bahan
teratogenik fisik, kimia dan biologis.
d.
Faktor teratogenik fisik
Bahan tertogenik fisik adalah bahan yang bersifat teratogen dari
unsur-unsur fisik misalnya Radiasi nuklir, sinar gamma dan sinar X (sinar
rontgen). Bila ibu terkena radiasi nuklir (misal pada tragedi chernobil) atau
terpajan dengan agen fisik tersebut, maka janin akan lahir dengan berbagai
kecacatan fisik. Tidak ada tipe kecacatan fisik tertentu pada paparan ibu hamil
dengan radiasi, karena agen teratogenik ini sifatnya tidak spesifik karena
mengganggu berbagai macam organ. Dalam menghindari terpaaan agen teratogen
fisik, maka ibu sebaiknya menghindari melakukan foto rontgen apabila ibu sedang
hamil. Foto rontgen yang terlalu sering dan berulang pada kehamilan kurang dari
12 minggu dapat memberikan gangguan berupa kecacatan lahir pada janin.
e.
Faktor teratogenik kimia
Bahan teratogenik kimia adalah bahan yang berupa senyawa senyawa
kimia yang bila masuk dalam tubuh ibu pada saat saat kritis pembentukan organ
tubuh janin dapat menyebabkan gangguan pada proses tersebut. Kebanyakan bahan
teratogenik adalah bahan kimia. Bahkan obat-obatan yang digunakan untuk
mengobati beberapa penyakit tertentu juga memiliki efek teratogenik.
Alkohol merupakan bahan kimia teratogenik yang umum terjadi
terutama di negara-negara yang konsumi alkohol tinggi. Konsumsi alkohol pada
ibu hamil selama kehamilannya terutama di trisemester pertama, dapat
menimbulkan kecacatan fisik pada anak dan terjadinya kelainan yang dikenal
dengan fetal alkoholic syndrome . Konsumsi alkohol ibu dapat turut masuk
kedalam plasenta dan memperngaruhi janin sehingga pertumbuhan otak terganggu
dan terjadi penurunan kecerdasan/retardasi mental. Alkohol juga dapat
menimbulkan bayi mengalami berbagai kelainan bentuk muka, tubuh dan anggota
gerak bayi begitu ia dilahirkan. Obat-obatan untuk kemoterapi kanker umumnya
juga bersifat teratogenik. Beberapa polutan lingkungan seperti gas CO, senyawa
karbon dan berbagai senyawa polimer dalam lingkungan juga dapat menimbulkan efek
teratogenik.
f.
Faktor teratogenik biologis
Agen teratogenik biologis adalah agen yang paling umum dikenal oleh
ibu hamil. Istilah TORCH atau toksoplasma, rubella, cytomegalo virus dan herpes
merupakan agen teratogenik biologis yang umum dihadapi oleh ibu hamil dalam
masyarakat. Infeksi TORCH dapat menimbulkan berbagai kecacatan lahir dan bahkan
abortus sampai kematian janin. Selain itu, beberapa infeksi virus dan bakteri
lain seperti penyakit sifilis/raja singa juga dapat memberikan efek teratogenik
D.
Penanganan Polidaktili
Ada beberapa cara yang dapat digunakan
untuk penanganan polidaktili, yaitu :
3.
Tindakan pembedahan untuk mengangkat jari tambahan biasanya
dilakukan untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul akibat jari tambahan
tersebut. Pengangkatan jari tambahan di jempol kaki merupakan prosedur
tersering karena implikasi kosmetik dan kenyamanan saat memakai sepatu. Hubungi
dokter bedah untuk melakukan prosedur pembedahan. Operasi “pembuangan” jari
yang berlebihan, terutama bila jari tersebut tidak berkembang dan tidak
berfungsi normal. Bila jari berlebihan hanya berupa gumpalan daging, biasanya tidak
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak, tapi mungkin anak menjadi malu
atau minder.
4.
Pemeriksaan rontgen mungkin diperlukan untuk menentukan apakah jari
tambahan mengandung struktur tulang, dan untuk menentukan perubahan yang dapat
terjadi saat operasi.
5.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Polidaktili merupakan kelainan pertumbuhan jari sehingga
jumlah jari pada tangan atau kaki lebih dari lima, merupakan suatu kelainan
yang diwariskan oleh gen autosomal dominan P.
Polidaktili dibagi menjadi tiga kelompok besar berdasarkan letak
duplikasinya, yaitu :
·
Polidaktili postaxial (Ulnar polidaktili), yaitu polidaktili yang
terduplikasi dari jari kelingking
·
Polidaktili preaxial (Tumb polidaktili), yaitu polidaktili yang
terduplikasi dari ibu jari
·
Polidaktili central, yaitu polidaktili yang terduplikasi dari jari
telunjuk, jari tengah dan jari manis.
Polidaktili biasanya diturunkan dari orangtua, kelainan genetik
atau kromosom. Namun dapat pula disebabkan oleh terjadinya perkembangan tidak
normal dari sel selamakehamilan yang menyebabkan kerusakan pada embrio sehingga
pembentukan organ-organ berlangsung tidak sempurna.
Polidaktili dapat dilakukan
operasi “pembuangan” jari yang berlebihan, terutama bila jari tersebut tidak
berkembang dan tidak berfungsi normal.
DAFTAR PUSTAKA
thank you,, blogx sangat membantu
BalasHapussama-sama bu, semoga bermanfaat tulisannya
Hapus