Selasa, 05 Mei 2015

MAKALAH POLIDAKTILI


BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar belakang
Polidaktili adalah suatu kelainan yang diwariskan oleh gen autosomal dominan P yang dimaksud dengan sifat autosomal ialah sifat keturunan yang ditentukan oleh gen pada autosom. Gen ini ada yang dominan dan ada pula yang resesif. Oleh karena laki-laki dan perempuan mempunyai autosom yang sama, maka sifat keturunan yang ditentukan oleh gen autosomal dapat dijumpai pada laki-laki maupun perempuan.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya polidaktili antara lain :
1.      Kelainan Genetik dan Kromosom
Diturunkan secara genetik (autosomal dominan).Jika salah satu pasangan suami istri memiliki polidaktili, kemungkinan 50% anaknya juga polidaktili.
2.      Faktor Teratogenik
Dalam istilah medis, teratogenik berarti terjadinya perkembangan tidak normal dari sel selama kehamilan yang menyebabkan kerusakan pada embrio sehingga pembentukan organ-organ berlangsung tidak sempurna (terjadi cacat lahir).

B.                Tujuan
·        Dapat mengetahui pengertian dari polidaktili
·        Dapat mengetahui klasifikasi polidaktili
·        Dapat mengetahui faktor-faktor penyebab polidaktili

·        Dapat mengetahui cara penanganan polidaktili
BAB II
PEMBAHASAN
A.                Definisi Polidaktili
Polidaktili adalah kelainan genetika yang ditandai banyaknya jari tangan atau jari kaki melebihi normal. Polidaktili dapat terjadi pada kedua jari tangan (kanan dan kiri) atau salah satu saja.
Polidaktili berasal dari bahasa yunani kuno (Polus) "banyak" dan (daktulos) "jari", juga dikenal sebagai hiperdaktili, adalah anomali kongenital fisik jari tangan atau kaki. Polidaktili adalah kebalikan dari oligodaktili (jari terlalu sedikit atau kaki).
Polidaktili merupakan kelainan pertumbuhan jari sehingga jumlah jari pada tangan atau kaki lebih dari lima. Dikenal juga dengan nama hiperdaktili. Bila jumlah jarinya enam disebut seksdaktili, dan bila tujuh disebut heksadaktili. Polidaktili terjadi pada 1 dari 1.000 kelahiran.
Polidaktili adalah suatu kelainan yang diwariskan oleh gen autosomal dominan P yang di maksud dengan sifat autosomal ialah sifat keturunan yang ditentukan oleh gen pada autosom. Gen ini ada yang dominan dan ada pula yang resesif. Oleh karena laki-laki dan perempuan mempunyai autosom yang sama, maka sifat keturunan yang ditentukan oleh gen autosomal dapat dijumpai pada laki-laki maupun perempuan. Sehingga orang bisa mempunyai tambahan jari pada kedua tangan atau kakinya.
Jari-jari yang lebih dari 5 pada manusia adalah suatu ketidaknormalan, dan polidaktili merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan duplikasi jari. Pada polidaktili, biasanya terdapat 6 jari pada setiap jari tangan,terkadang bisa lebih seperti 7 atau 8 jari. 
Yang umum dijumpai ialah terdapatnya jari tambahan pada satu atau kedua tangannya. Tempatnya jari tambahan itu berbeda-beda, ada yang terdapat didekat ibu jari dan ada pula yang terdapat didekat jari kelingking.
p                 ♀         pp        x          ♂         Pp
normal                        polidaktili
            F1        Pp = polidaktili (50%)
                        pp = normal (50%)
Orang normal adalah homozigotik resesif pp. pada individu heterozigotik Pp derajat ekspresi gen dominan itu dapat berbeda-beda, sehingga lokasi tambahan jari dapat bervariasi. Bila seorang laki-laki polidaktili heterizigotik menikah dengan orang perempuan normal, maka dalam keturunan kemungkinan timbulnya polidaktili ialah 50%.

A.                Klasifikasi Polidaktili
Polidaktili diklasifikasikan beberapa macam, yaitu:
1.      Polidaktili postaxial (Ulnar polidaktili)
                Meskipun salah satu dari 5 jari dapat berduplikasi, namun lebih sering terjadi pada jari kelingking. Tipe gambaran duplikasi jari kelingking bervariasi dari pertumbuhan kulit sampai pertumbuhan lengkap jari kelingking
a.      Duplikasi jari-jari berdasarkan stelling dan turez,
Duplikasi jari-jari berdasarkan stelling dan turez,diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu:
1)      Pada tipe I terdapat tambahan soft-tissue mass tetapi tidak ada pertumbuhan tulang tambahan pada tangan, sering tidak terdapat tulang, sendi atau tendon, dan dihubungkan pada tangan oleh narrow pedicle. Polidaktili tipe I terdiri dari jaringan lunak yang terhubung dengan tulang. Sering kali tidak terdapat tulang, kartilago dan tendon pada tipe ini. Penanganannya adalah dengan pengangkatan sederhana dari jaringan lunak.
2)      Pada tipe II, sebagian atau seluruh jari terduplikasi dengan tulang normal, kartilago atau komponen otot, hal itu berhubungan dengan pembesaran atau terpecah menjadi dua metakarpal atau phalanx.Polidaktili tipe II terdiri dari duplikasi dari sebuah jari. Tercatat bahwa jari ini terhubung dengan kepala metakarpal yang melebar.
1)      Pada tipe III, seluruh jari dengan metakarpal dan seluruh komponen soft – tissue terduplikasi, tetapi tipe ini jarang terjadi.Polidaktili tipe III, jari tambahan sempurna dengan metakarpal dan semua jaringan lunaknya sendiri. Penanganannya adalah dengan pengangkatan sederhana dari seluruh jari dan metakarpal.



a.      Duplikasi jari-jari berdasarkan Temtamy dan Mc-Kusick
Temtamy dan Mc-Kusick membagi duplikasi jari kelingking menjadi dua tipe. Pada tipe A, jari tambahan tumbuh penuh. Pada tipe B, jari tambahan tumbuh tidak sempurna dan bercabang. Seeorang dengan polidaktili tipe A dapat menghasilkan keturunan dengan polidaktili tipe A atau B, sedangkan seseorang dengan polidaktili tipe B dapat menghasilkan keturunan dengan hanya polidaktili tipe B. Pola genetik tipe B masih rumit, dengan melibatkan satu atau dua gen dominan dan faktor tidak tetap penetrasi.

1.      Polidaktili preaxial (Tumb polidaktili)
             Ibu jari tambahan merupakan tipe yang paling sering terjadi pada polidaktili pada orang kulit putih. Insiensi deformitas pada orang kulit hitam dan kulit putih adalah 0,08/1000. Hal tersebut bermanifestasi menjadi bermacam – macam bentuk, bertahap dari anyaman daging kecil pada batas radial tangan menjadi triplikasi. Tahap penyatuan tulang, Wassel mengklasifikasikan polidaktili ibu jari menjadi 7 tipe.
a.       tipe I, phalanx distal bercabang ( sangat jarang , 2 % ) ;
b.      tipe II, phalanx distal berduplikasi ( 15 % ) ;
c.       tipe III, phalanx proksimal bercabang tetapi phalanx distal berduplikasi ( 6 % ) ;
d.      tipe IV sering terjadi ( 43 % ), baik phalanx proksimal maupun phalanx distal berduplikasi ;
e.       tipe V ( 10 % ), metakarpal dari ibu jari bercabang, dan kedua phalanx distal dan proksimal berduplikasi ;
f.       tipe VI ( 4 % ) metakarpal ibu jari dan kedua phalanx distal dan proksimal berduplikasi
g.      tipe VII ( 20 % ) ibu jari hanya memiliki 3 ruas phalanx.


Polidaktili preaxial mungkin berhubungan dengan sindaktili, hal tersebut dihubungkan dengan sifat autosomal dominan. Temtamy menyebut bentuk polidaktili ini sebagai polisindaktili. Pada duplikasi ibu jari, mungkin terjadi ketidaknormalan sirkulasi, dipenuhi oleh satu atau dua arteri. Sering satu ibu jari dominan ketika yang lain gagal tumbuh, kadang – kadang walaupun kedua ibu jari berukuran sama, salah satu bisa mengikis. Biasanya terjadi keterlibatan unilateral.
Polidaktili ibu jari biasanya terjadi sporadik, walaupun bila dihubungkan dengan triphalanx ibu jari terjadi karena famili. Polidaktili preaxial mungkin dapat dihubungkan dengan ketidaknormalan vertebra, tidak adanya tibia, celah langit – langit mulut, dan imperforasi anus. Hal ini dapat dilihat dari jumlah gejala, temuan klinis yang penting seperti sindrom Down, pansitopenia Fanconi, dan acrocephalosyndactyly.
Tipe terbanyak adalah tipe IV dimana kedua ruas proksimal dan distal terduplikasi ( 43 % ). Pada tipe I ruas distalnya terbelah menjadi dua, Ini adalah tipe paling jarang ( 2 % ). Pada tipe II ( 15 % ) ruas distal terduplikasi. Di tipe III ( 6 % ) ruas distal  terduplikasi dan ruas proksimal terbelah menjadi 2. Pada tipe V ( 10 % ) metakarpal dari jempol terbelah dan kedua ruasnya terduplikasi. Pada tipe VI ( 4 % ) kedua metakarpal jempol dan semua ruas proksimal dan distalnya terduplikasi. Pada tipe VII triphalangeal pada jempol.
1.      Polidaktili central
            Duplikasi dari jari telunjuk, jari tengah dan jari manis dihubungkan pada polidaktili sentral atau axial. Kelebihan jari tengah dan jari manis sering disembunyikandalam jaringan antara penghubung jari- jari yang normal. Tendon, nervus,dan pembuluh darah dari jari cadangan biasanya tidak normal, sebagai epifise kelebihan jari. Epifise dari kelebihan jari biasanya tidak tumbuh normal pada garis pertumbuhan, sebagai hasilnya phalanx bercabang dari axis longitudinal ke penyimpangan ulna atau radial dan mengubah batas jari – jari. Duplikasi jari telunjuk jarang terjadi, disajikan ulang antara 3,5 % dari semua kasus polidaktili. Ketidaknormalan ini sebaiknya tidak rancu dengan triphalanx ibu jari.Kelebihan jari tengah dapat terdiri dari percabangan soft-tissue mass atau terdapat tulang normal dan komponen soft – tissue. Hal ini dapat dihubungkan dengan sinostosis radioulnar kongenital, dan duplikasi jari telunjuk dapat menyatu dengan jari tengah.
 A.                Penyebab Polidaktili
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya polidaktili antara lain :
1.      Kelainan Genetik dan Kromosom
Diturunkan secara genetik (autosomal dominan). Jika salah satu pasangan suami istri memiliki polidaktili, kemungkinan 50% anaknya juga polidaktili. Kelainan genetik pada ayah atau ibu kemungkinan besar akan berpengaruh atas polidaktili pada anaknya. Di antara kelainan-kelainan ini ada yang mengikuti hukum Mendel biasa, tetapi dapat pula diwarisi oleh bayi yang bersangkutan sebagai unsur dominan ("dominant traits") atau kadang-kadang sebagai unsur resesif. Penyelidikan daIam hal ini sering sukar, tetapi adanya kelainan kongenital yang sama dalam satu keturunan dapat membantu langkah-langkah selanjutya.
2.      Faktor Teratogenik
Teratogenik (teratogenesis) adalah istilah medis yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti membuat monster. Dalam istilah medis, teratogenik berarti terjadinya perkembangan tidak normal dari sel selamakehamilan yang menyebabkan kerusakan pada embrio sehingga pembentukan organ-organ berlangsung tidak sempurna (terjadi cacat lahir). Di dalam Keputusan Menteri Pertanian nomor 434.1 (2001), teratogenik adalah sifat bahan kimia yang dapat menghasilkan kecacatan tubuh pada kelahiran.
Teratogenik adalah perubahan formasi dari sel, jaringan, dan organ yang dihasilkan dari perubahan fisiologi dan biokimia. Senyawa teratogen akan berefek teratogenik pada suatu organisme, bila diberikan pada saat organogenesis. Apabila teratogen diberikan setelah terbentuknya sel jaringan, sistem fisiologis dan sistem biokimia, maka efek teratogenik tidak akan terjadi. Teratogenesis merupakan pembentukan cacat bawaan. Malformasi (kelainan bentuk) janin disebut terata, sedangkan zat kimia yang menimbulkan terata disebut zat teratogen atau teratogenik.
Perubahan yang disebabkan teratogen meliputi perubahan dalam pembentukan sel, jaringan dan organ sehingga menyebabkan perubahan fisiologi dan biokimia yang terjadi pada fase organogenesis. Umumnya bahan teratogenik dibagi menjadi 3 kelas berdasarkan golongan nya yakni bahan teratogenik fisik, kimia dan biologis.
a.      Faktor teratogenik fisik
Bahan tertogenik fisik adalah bahan yang bersifat teratogen dari unsur-unsur fisik misalnya Radiasi nuklir, sinar gamma dan sinar X (sinar rontgen). Bila ibu terkena radiasi nuklir (misal pada tragedi chernobil) atau terpajan dengan agen fisik tersebut, maka janin akan lahir dengan berbagai kecacatan fisik. Tidak ada tipe kecacatan fisik tertentu pada paparan ibu hamil dengan radiasi, karena agen teratogenik ini sifatnya tidak spesifik karena mengganggu berbagai macam organ. Dalam menghindari terpaaan agen teratogen fisik, maka ibu sebaiknya menghindari melakukan foto rontgen apabila ibu sedang hamil. Foto rontgen yang terlalu sering dan berulang pada kehamilan kurang dari 12 minggu dapat memberikan gangguan berupa kecacatan lahir pada janin.
b.      Faktor teratogenik kimia
Bahan teratogenik kimia adalah bahan yang berupa senyawa senyawa kimia yang bila masuk dalam tubuh ibu pada saat saat kritis pembentukan organ tubuh janin dapat menyebabkan gangguan pada proses tersebut. Kebanyakan bahan teratogenik adalah bahan kimia. Bahkan obat-obatan yang digunakan untuk mengobati beberapa penyakit tertentu juga memiliki efek teratogenik.
Alkohol merupakan bahan kimia teratogenik yang umum terjadi terutama di negara-negara yang konsumi alkohol tinggi. Konsumsi alkohol pada ibu hamil selama kehamilannya terutama di trisemester pertama, dapat menimbulkan kecacatan fisik pada anak dan terjadinya kelainan yang dikenal dengan fetal alkoholic syndrome . Konsumsi alkohol ibu dapat turut masuk kedalam plasenta dan memperngaruhi janin sehingga pertumbuhan otak terganggu dan terjadi penurunan kecerdasan/retardasi mental. Alkohol juga dapat menimbulkan bayi mengalami berbagai kelainan bentuk muka, tubuh dan anggota gerak bayi begitu ia dilahirkan. Obat-obatan untuk kemoterapi kanker umumnya juga bersifat teratogenik. Beberapa polutan lingkungan seperti gas CO, senyawa karbon dan berbagai senyawa polimer dalam lingkungan juga dapat menimbulkan efek teratogenik.
c.       Faktor teratogenik biologis
Agen teratogenik biologis adalah agen yang paling umum dikenal oleh ibu hamil. Istilah TORCH atau toksoplasma, rubella, cytomegalo virus dan herpes merupakan agen teratogenik biologis yang umum dihadapi oleh ibu hamil dalam masyarakat. Infeksi TORCH dapat menimbulkan berbagai kecacatan lahir dan bahkan abortus sampai kematian janin. Selain itu, beberapa infeksi virus dan bakteri lain seperti penyakit sifilis/raja singa juga dapat memberikan efek teratogenik

B.                 Penanganan Polidaktili
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk penanganan polidaktili, yaitu :
1.      Tindakan pembedahan untuk mengangkat jari tambahan biasanya dilakukan untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul akibat jari tambahan tersebut. Pengangkatan jari tambahan di jempol kaki merupakan prosedur tersering karena implikasi kosmetik dan kenyamanan saat memakai sepatu. Hubungi dokter bedah untuk melakukan prosedur pembedahan. Operasi “pembuangan” jari yang berlebihan, terutama bila jari tersebut tidak berkembang dan tidak berfungsi normal. Bila jari berlebihan hanya berupa gumpalan daging, biasanya tidak mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak, tapi mungkin anak menjadi malu atau minder.
2.      Pemeriksaan rontgen mungkin diperlukan untuk menentukan apakah jari tambahan mengandung struktur tulang, dan untuk menentukan perubahan yang dapat terjadi saat operasi.
C.                Penyebab Polidaktili
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya polidaktili antara lain :
3.      Kelainan Genetik dan Kromosom
Diturunkan secara genetik (autosomal dominan). Jika salah satu pasangan suami istri memiliki polidaktili, kemungkinan 50% anaknya juga polidaktili. Kelainan genetik pada ayah atau ibu kemungkinan besar akan berpengaruh atas polidaktili pada anaknya. Di antara kelainan-kelainan ini ada yang mengikuti hukum Mendel biasa, tetapi dapat pula diwarisi oleh bayi yang bersangkutan sebagai unsur dominan ("dominant traits") atau kadang-kadang sebagai unsur resesif. Penyelidikan daIam hal ini sering sukar, tetapi adanya kelainan kongenital yang sama dalam satu keturunan dapat membantu langkah-langkah selanjutya.
4.      Faktor Teratogenik
Teratogenik (teratogenesis) adalah istilah medis yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti membuat monster. Dalam istilah medis, teratogenik berarti terjadinya perkembangan tidak normal dari sel selamakehamilan yang menyebabkan kerusakan pada embrio sehingga pembentukan organ-organ berlangsung tidak sempurna (terjadi cacat lahir). Di dalam Keputusan Menteri Pertanian nomor 434.1 (2001), teratogenik adalah sifat bahan kimia yang dapat menghasilkan kecacatan tubuh pada kelahiran.
Teratogenik adalah perubahan formasi dari sel, jaringan, dan organ yang dihasilkan dari perubahan fisiologi dan biokimia. Senyawa teratogen akan berefek teratogenik pada suatu organisme, bila diberikan pada saat organogenesis. Apabila teratogen diberikan setelah terbentuknya sel jaringan, sistem fisiologis dan sistem biokimia, maka efek teratogenik tidak akan terjadi. Teratogenesis merupakan pembentukan cacat bawaan. Malformasi (kelainan bentuk) janin disebut terata, sedangkan zat kimia yang menimbulkan terata disebut zat teratogen atau teratogenik.
Perubahan yang disebabkan teratogen meliputi perubahan dalam pembentukan sel, jaringan dan organ sehingga menyebabkan perubahan fisiologi dan biokimia yang terjadi pada fase organogenesis. Umumnya bahan teratogenik dibagi menjadi 3 kelas berdasarkan golongan nya yakni bahan teratogenik fisik, kimia dan biologis.
d.      Faktor teratogenik fisik
Bahan tertogenik fisik adalah bahan yang bersifat teratogen dari unsur-unsur fisik misalnya Radiasi nuklir, sinar gamma dan sinar X (sinar rontgen). Bila ibu terkena radiasi nuklir (misal pada tragedi chernobil) atau terpajan dengan agen fisik tersebut, maka janin akan lahir dengan berbagai kecacatan fisik. Tidak ada tipe kecacatan fisik tertentu pada paparan ibu hamil dengan radiasi, karena agen teratogenik ini sifatnya tidak spesifik karena mengganggu berbagai macam organ. Dalam menghindari terpaaan agen teratogen fisik, maka ibu sebaiknya menghindari melakukan foto rontgen apabila ibu sedang hamil. Foto rontgen yang terlalu sering dan berulang pada kehamilan kurang dari 12 minggu dapat memberikan gangguan berupa kecacatan lahir pada janin.
e.       Faktor teratogenik kimia
Bahan teratogenik kimia adalah bahan yang berupa senyawa senyawa kimia yang bila masuk dalam tubuh ibu pada saat saat kritis pembentukan organ tubuh janin dapat menyebabkan gangguan pada proses tersebut. Kebanyakan bahan teratogenik adalah bahan kimia. Bahkan obat-obatan yang digunakan untuk mengobati beberapa penyakit tertentu juga memiliki efek teratogenik.
Alkohol merupakan bahan kimia teratogenik yang umum terjadi terutama di negara-negara yang konsumi alkohol tinggi. Konsumsi alkohol pada ibu hamil selama kehamilannya terutama di trisemester pertama, dapat menimbulkan kecacatan fisik pada anak dan terjadinya kelainan yang dikenal dengan fetal alkoholic syndrome . Konsumsi alkohol ibu dapat turut masuk kedalam plasenta dan memperngaruhi janin sehingga pertumbuhan otak terganggu dan terjadi penurunan kecerdasan/retardasi mental. Alkohol juga dapat menimbulkan bayi mengalami berbagai kelainan bentuk muka, tubuh dan anggota gerak bayi begitu ia dilahirkan. Obat-obatan untuk kemoterapi kanker umumnya juga bersifat teratogenik. Beberapa polutan lingkungan seperti gas CO, senyawa karbon dan berbagai senyawa polimer dalam lingkungan juga dapat menimbulkan efek teratogenik.
f.       Faktor teratogenik biologis
Agen teratogenik biologis adalah agen yang paling umum dikenal oleh ibu hamil. Istilah TORCH atau toksoplasma, rubella, cytomegalo virus dan herpes merupakan agen teratogenik biologis yang umum dihadapi oleh ibu hamil dalam masyarakat. Infeksi TORCH dapat menimbulkan berbagai kecacatan lahir dan bahkan abortus sampai kematian janin. Selain itu, beberapa infeksi virus dan bakteri lain seperti penyakit sifilis/raja singa juga dapat memberikan efek teratogenik

D.                Penanganan Polidaktili
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk penanganan polidaktili, yaitu :
3.      Tindakan pembedahan untuk mengangkat jari tambahan biasanya dilakukan untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul akibat jari tambahan tersebut. Pengangkatan jari tambahan di jempol kaki merupakan prosedur tersering karena implikasi kosmetik dan kenyamanan saat memakai sepatu. Hubungi dokter bedah untuk melakukan prosedur pembedahan. Operasi “pembuangan” jari yang berlebihan, terutama bila jari tersebut tidak berkembang dan tidak berfungsi normal. Bila jari berlebihan hanya berupa gumpalan daging, biasanya tidak mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak, tapi mungkin anak menjadi malu atau minder.
4.      Pemeriksaan rontgen mungkin diperlukan untuk menentukan apakah jari tambahan mengandung struktur tulang, dan untuk menentukan perubahan yang dapat terjadi saat operasi.
5.       


















BAB III
PENUTUP
A.                Kesimpulan
Polidaktili merupakan kelainan pertumbuhan jari sehingga jumlah jari pada tangan atau kaki lebih dari lima, merupakan suatu kelainan yang diwariskan oleh gen autosomal dominan P.
Polidaktili dibagi menjadi tiga kelompok besar berdasarkan letak duplikasinya, yaitu :
·         Polidaktili postaxial (Ulnar polidaktili), yaitu polidaktili yang terduplikasi dari jari kelingking
·         Polidaktili preaxial (Tumb polidaktili), yaitu polidaktili yang terduplikasi dari ibu jari
·         Polidaktili central, yaitu polidaktili yang terduplikasi dari jari telunjuk, jari tengah dan jari manis.
Polidaktili biasanya diturunkan dari orangtua, kelainan genetik atau kromosom. Namun dapat pula disebabkan oleh terjadinya perkembangan tidak normal dari sel selamakehamilan yang menyebabkan kerusakan pada embrio sehingga pembentukan organ-organ berlangsung tidak sempurna.
Polidaktili dapat dilakukan operasi “pembuangan” jari yang berlebihan, terutama bila jari tersebut tidak berkembang dan tidak berfungsi normal.














DAFTAR PUSTAKA




Jumat, 03 April 2015

makalah moluska

KATA PENGANTAR
                                                                                        
            Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT pencipta alam semesta yang telah menurunkan pedoman hidup sebaik – baiknya, rahmat dan sejahtera semoga di limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing dengan petunjuk jalan kepada yang benar, karena atas berkat rahmat-Nya pula kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

            Makalah Mollusca: Scaphopoda, Cephalopoda, dan Pelecipoda ini sebagai tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Keanekaragaman Invertebrata. Penyusun sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menambah pengetahuan penyusun khususnya.

            Penyusun dengan ketulusan hati mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun dan bagi semua pihak yang memerlukannya.





Serang , 8 Nopember 2013


Penyusun                    












BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Teori Dasar
Mollusca berasal dari bahasa Romawi milos yang berarti lunak. Jenis Mollusca yang umumnya dikenal siput, kerang dan cumi-cumi. Kebanyakan dijumpai di laut dangkal sampai kedalaman mencapai 7000 m, beberapa di air payau, air tawar, dan darat. Anggota dari Filum Mollusca mempunyai bentuk tubuh yang sangat berbeda dan beranekaragam, dari bentuk silindris, seperti cacing dan tidak mempunyai kaki maupun cangkang, sampai bentuk hampir bulat tanpa kepala dan tertutup kedua keping cangkang besar. Oleh karena itu berdasarkan bentuk tubuh, bentuk dan jumlah cangkang, serta beberapa sifat lainnya, filum Mollusca dibagi menjadi 8 kelas, yaitu:
1). Chaetodermomorpha;
2). Neomeniomorpha;
3). Monoplacophora;
4).Polyplacophora;
5). Gastropoda;
6). Pelecypoda;
7). Scaphopoda;
8). Cephalopoda.

Ciri-ciri umum hewan anggota filum mollusca adalah sebagai berikut :
1.      Tubuh memiliki simetri bilateral;
2.      Memiliki kepala yang jelas;
3.      Dinding tubuh tebal dan berotot;
4.      Saluran pencernaan berkembang baik;
5.      Memiliki sistem peredaran darah dan jantung;
6.      Sebagian besar anggota filum mollusca memiliki cangkang yang terbuat dari zat kitin/kapur;
7.      Organ sekresi berupa ginjal yang berjumlah sepasang atau hanya satu buah;
8.      Memiliki sebuah cincin saraf yang berhubungan dengan dua pasang tali saraf.

Saat ini terdapat lebih dari 150.000 spesies yang hidup & ribuan yang telah menjadi fosil.










BAB II
PEMBAHASAN

A.    Class Scaphopoda

biogeodb.stri.si.edu
           Scaphopoda merupakan kelas terkecil dari filum Mollusca, dikenal dengan nama “tusk-shells” atau siput taring atau siput gigi, karena bentuk cangkangnya mirip taring gajah atau taring pada umumnya. Contoh spesies-spesies nya seperti Dentalium vulgare, Cadulus mayori dan Dentalium vernedei.

a.       Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Moluska
Class : Scaphopoda
Ordo : Capotalium
Family : Dentoidae
Genus : Dentalium
Spesies : Dentalium vulgare

b.      Habitat
Anggota dari kelas ini hidup dengan cara membenamkan diri di pasir, di laut dangkal atau sewaktu-waktu di laut dalam (2000 meter di bawah permukaan laut). Apabila berjalan di pantai perlu hati-hati karena hewan ini tumbuh di batu atau benda laut lainnya yang berbaris menyerupai taring. cangkangnya yang tajam dapat menusuk telapak kaki dan menyebabkan luka.

c.       Morfologi
1.      Tubuh bulat memanjang, diselubungi oleh mantel yang dapat membentuk cangkok tubular dan dikedua ujungnya terbuka;
2.       Panjang tubuhnya biasanya 2,5-5 cm. Ada yang hanya 4 mm, tapi ada pula yang panjangnya 25 cm. Tetapi fosil-fosil nya dapat mencapai ukuran 2 kaki;
3.       Memiliki cangkang. Panjang cangkang umumnya 3-6 cm. Cangkangnya terbuka pada kedua ujungnya, berbentuk silinder, dan biasanya berwarna putih/kekuningan. Di Asia Tenggara cangkangnya berwarna hijau cemerlang.
Panjang cangkang :
* Cadulus mayori di lepas pantai Florida  : 4 cm
* Dentalium vernedei di Jepang mencapai  :  15 cm
* Fosil Dentalium mempunyai panjang 30 cm & diameter 3 cm;
4.      Dekat mulut terdapat tentakel kontraktif bersilia disebut captula dengan ujung yang menjulur, yaitu alat peraba. Fungsinya untuk menangkap mikroflora dan mikrofauna;
5.       Kaki muncul dari ujung cangkang yang besar, berfungsi untuk menggali di pasir;
6.      Pada kepala terdapat mulut dan captacula; tetapi tidak ada mata dan tentakel sebagai alat indera. Captacula berbentuk filamen yang kontraktil, dan pada tiap ujungnya terdapat pentolan yang adhesif;
7.       Sirkulasi air untuk pernafasan digerakkan oleh gerakan kaki dan silia, sementara itu pertukaran gas terjadi di mantel;

Gambar Morfologi dari salah satu spesies Scaphopoda

d.      Anatomi

1.      Terdapat rongga mulut yang dilengkapi rahang dan radula;
2.      Pencernaan ekstraseluler, sisa pencernaan dibuang melalui aperture posterior yang berfungsi sebagai aliran air masuk dan keluar;
3.      Scaphopoda tidak memiliki insang, juga tidak memiliki jantung dan pembuluh darah yang memompa dan mengalirkan darah. Sistem peredaran darah berupa sistem sinus darah. Itulah sebabnya para ahli menyebutnya sebagai hewan atau organisme yang primitif dan sangat sederhana;
4.      Sistem syaraf ganglion, dan tidak terpusat;
5.      Sistem ekskresi terdiri atas sepasang nephridia; nephridiophore terletak dekat anus;
6.      Terdapat perut dan kelenjar pencaernaan untuk membantu dalam pencernaan makanan;
7.      Hewan ini memiliki kelamin terpisah.

Gambar Anatomi Tubuh
e.       Sistem sirkulasi dan respirasi
Dentalium vulgare tidak memiliki kepala dan insang oleh karena itu Sistem pernapasannya di bantu oleh mantel. Mantel membentuk rongga mantel yang berisi cairan. Sistem sirkulasi hanya terdiri atas sinus yag tersebar diantara organ-organ tubuh.
f.        Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi dilakukan oleh 2 buah kantung menyerupai ginjal yang dinamakan nefridium dan mempunyai lubang terbuka ke luar dekat anus.

g.      Sistem Pencernaan

Terdiri atas mulut, kerongkongan yang pendek, lambung, usus, dan anus. Salurannya memanjang dari mulut hingga anus. Pada mulut ditemukan lidah bergerigi atau radula.

h.      Sistem saraf

System sarafnya berupa tiga pasang simpul saraf (ganglion), yaitu ganglion sarebral, ganglion pleural, dan ganglion pedal. Ketiganya dihubungkan dengan serabut-serabut saraf. 
i.        Sistem Reproduksi
Scaphopoda bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah pada individu lain. Fertilisasi dilakukan dengan cara eksternal. Telur dilepaskan secara terpisah dan sesudah stadium larva yang singkat hewan-hewanmuda tenggelam di dasar laut. Sel telur atau sperma keluar melalui nephridia kanan, dan keluar tubuh melalui aperture posterior. Hasil pembuahan ialah larva trochophore yang berenang bebas  menjadi veliger yang simetri bilateral.




Lampiran Gambar Scaphopoda

Dentalium vulgare







Cadulus mayori
 







Dentalium vernedei
 







B.     Class Cephalopoda

Cephalopoda berasal dari bahasa Yunani yaitu chephalo yang berarti kepala dan podos yang artinya kaki. Jadi Cephalopoda adalah mollusca berkaki dikepala atau kepalanya dilingkari oleh kaki-kaki yang termodifikasi menjadi tentakel-tentakel.Umumnya mereka juga memiliki kantung tinta, kecuali nautilus,yang menghasilkan cairan tinta hitam yang akan disemburkan dalam keadaan bahaya untuk menghindar dari musuhnya. Cephalopoda mempunyai berbagai macam spesies diantaranya : 1. Cumi (loligo sp.); 2. Gurita (Octopus vulgaris); 3.Sotong(Sepia s p.) dan 4. Nautilus

a.       Klasifikasi
Kingdom         : Animalia                                           
Phylum            : Mollusca
Class                : Chepalopoda
Ordo                : Decapoda
Family             : Loliginidae
Genus              : Loligo
Spesies            : Loligo sp

Kingdom         : Animalia
Phylum            : Mollusca
Class                : Chepalopoda
ordo                 : octopoda
Family             : octopodidae
Genus              : Octopus
Spesies            : Octopus vulgaris
Kingdom         : Animalia
Filum               : Mollusca
Kelas               : Cephalopoda
Ordo                : Sepiida
Famili              : Sepiidae
Genus              : Sepia
Spesies            : Sepia sp
Kingdom         : Animali
Phylum            : Mollusca
Class               : Cephalopoda
Ordo               : Nautilida
Family            : Nautilidae
Genus              : Nautilus
Spesies           : Nautlus pompilus

b.      Habitat
Anggota kelas Cephalopoda termasuk hewan akuatik yang seluruhnya hidup di laut baik dalam maupun dangkal.

c.       Morfologi Loligo sp
1.      termasuk binatang lunak dengan cangkang yang sangat tipis berupa kepingan kecil dan terdapat di dalam tubuhnya, terbuat dari kapur.
2.      Memiliki badan bulan dan panjang, bagian belakang meruncing dan dikiri kanan terdapat sirip berbentuk segitiga yang panjangnnya kurang lebih 2/3 panjang badan.
3.      Sekitar mulut terdapat 8 tangan yang agak pendek dengan 2 baris lubang penghisap ditiap tangan dan  2 tangan yang agak panjang dengan 4 baris lubang penghisap. Terdapat tulang di bagian dalam dari badan, warna putih dengan bintik-bintik merah kehitam-hitaman sehingga kelihatan berwarna kemerah-merahan.
4.      Panjang tubuh dapat mencapai 12-16 inci atau 30-40 cm. Badan Cumi-cumi licin dan tidak bersisik sehingga praktis seluruh tubunya dapat dimakan
5.      Cumi-cumi menangkap mangsa dengan menggunakan tentakel.
6.      Tubuh Cumi-cumi dibedakan atas kepala, leher dan badan. Kepala terdapat mata yang besar dan tidak berkelopak.

Morfologi Octopus vulgaris

Bagian tubuh gurita dapat dibagi menjadi lima bagian yaitu : badan, mata, selaput renang, kantong penghisap dan tangan. Umumnya bentuk tubuh dari gurita agak bulat atau bulat pendek, tidak mempunyai sirip.
Bentuk kepala dari gurita ini sangat jelas dengan sepasang mata yang sangat kompleks sehingga gurita mempunyai penglihatan yang sempurna dan dikelilingi pada bagian depannya (anterior) oleh lengan-lengan. Lengan gurita berjumlah delapan. dilengkapi dengan selaput renang yang terletak di celah-celah pangkal lengan. Di bagian bawah dari tubuhnya terdapat lubang-lubang seperti corong yang dinamakan siphon. Siphon ini berguna untuk mengeluarkan air dari dalam tubuhnya.
            Morfologi Sepia sp
1.      Termasuk binatang lunak dengan cangkang yang sangat tipis berupa kepingan kecil dan terdapat di dalam tubuhnya, terbuat dari kapur.

2.      memiliki badan bulan dan panjang, bagian belakang meruncing dan dikiri kanan terdapat sirip berbentuk segitiga yang panjangnnya kurang lebih 2/3 panjang badan.

3.      Sekitar mulut terdapat 8 tangan yang agak pendek dengan 2 baris lubang penghisap ditiap tangan dan  2 tangan yang agak panjang dengan 4 baris lubang penghisap. Terdapat tulang di bagian dalam dari badan, warna putih dengan bintik-bintik merah kehitam-hitaman sehingga kelihatan berwarna kemerah-merahan, panjang tubuh dapat mencapai 12-16 inci atau 30-40 cm. Badan sotong licin dan tidak bersisik sehingga praktis seluruh tubunya dapat dimakan.

4.      sotong menangkap mangsa dengan menggunakan tentakel.

5.      Tubuh sotong dibedakan atas kepala, leher dan badan. Kepala terdapat mata yang besar dan tidak berkelopak.

d.      Anatomi Loligo sp

-          Faring : bagian depan kerongkongan berfungsi untuk mengisap makanan dari mulut dan    membasahinya dengan lendir.
-          Mulut : tempat masuknya makanan.
-          Mata : sebaga alat penglihatan
-          Tentakel : berfungsi sebagai alat gerak ,merasa, memeriksa dan alat penagkap mangsa.
-          Anus : mengeluarkan sisa metabolisme.
-          Hati : mengambil sari-sari makanan dalam darah dan sebagai tempat penghasil empedu.
-          Esofagus : saluran di belakang rongga mulut berfungsi menghubungkan rongga mulut dan lambung.
-             Insang : sebagai organ pernapasan.
-             Lambung : sebagai bagian dari organ pencernaan.
-             Cangkang dalam : sebagai pelindung organ tubuh bagian dalam.
-             Ovarium : penghasil sel telur.Rektum : sebagai bagian usus belakang yang membuka ke anus.
-          Kantung tinta : kantung selaput yang terdapat pada cumi,yang mengandung tinta. Tinta akan di semprotkan bila cumi merasa terganggu akan kedatangan / beretemu pemangsa/predator.


Anatomi Octopus vulgaris

-          Radula : untuk mungunyah dan memangsa
-          Jantun insang : untuk memompa darah ke insang
-          Jantung sistemik : memompa darah keseluruh tubuh
-          Ovarium : tmpat meng hasilkan del telur
-          Funnel ; corong tmpt keluar nya air

Anatomi Sepia sp
·         Faring : bagian depan kerongkongan berfungsi untuk mengisap makanan dari mulut dan    membasahinya dengan lendir.
·         Mulut : tempat masuknya makanan.
·         Mata : sebaga alat penglihatan.
·         Tentakel : berfungsi sebagai alat gerak ,merasa, memeriksa dan alat penagkap mangsa.
·         Anus : mengeluarkan sisa metabolisme.
·         Hati : mengambil sari-sari makanan dalam darah dan sebagai tempat penghasil empedu.
·         Esofagus : saluran di belakang rongga mulut berfungsi menghubungkan rongga mulut dan lambung.
·         Insang : sebagai organ pernapasan.    
·         Lambung : sebagai bagian dari organ pencernaan.
·         Cangkang dalam : sebagai pelindung organ tubuh bagian dalam.
·         Ovarium : penghasil sel telur.Rektum : sebagai bagian usus belakang yang membuka ke anus.
·         Kantung tinta : kantung selaput yang terdapat pada cumi,yang mengandung tinta. Tinta akan di semprotkan bila cumi merasa terganggu akan kedatangan / beretemu pemangsa/predator.



e.       Sistem Pencernaan.
Saluran pencernaan makananan telah lengkap dan berkembang dengan baik dan terdiri dari mulut yang mengandung radula, faring berotot, esophagus, lambung berbentuk kantung, sekum berdinding tipis, usus, rectum dan anus. Kelenjar pencernaan terdiri atas sepasang kelenjar ludah, hati dan pancreas.
f.       Sistem Respirasi dan Sirkulasi
Respirasi dilakukan dengan menggunakan insang yang berjumlah sepasang di kanan kiri ruang mantel bagian ventral. Sirkulasi darah dilakukan dengan baik. Alat-alat sirkulasi terdiri atas jantung dan sejumlah pembuluh darah. Jantung menerima darah dari vena cava anterior dan vena cava posterior kemudian meuju insang melalui pembuluh darah afferent ke kapiler dan terjadilah pertukaran O2 dengan CO2. Darah yang mengandung O2 keluar dari masing-masing insang melalui pembuluh darah efferent menuju aurikel di setiap sisi yang masing-masing bermuara  pada jantung sistemik.

g.      Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas otak dan beberapa ganglion, yakni ganglion serebral, ganglion pedal serta beberapa ganglion yang lain.
h.      Sistem Reproduksi
Anggota cephalopoda bersifat diosius. Pada waktu kopulasi spermatofor dari hewan jantan dimasukan dalam rongga mantel betina dengan pertolongan hektokotilus yang berbentuk seperti sisir. Telur cumi-cumi besar dan bersifat megalesita dan jika menetas tidak melewati tahap larva.

i.        Alat Indera
Mata perkembangannya telah maju, menyeruapai mata vertebrata. Alat indera yang lain antara lain yaitu sepasang statosist (terletak dibawah otak) berfungsi sebagai indera keseimbangan dan sepasang indera pembau.


j.        Peranan
1.      Sebagai bahan makanan bagi manusia;
2.      Merupakan makanan bagi ikan hiu, paus dan beberapa karnivora lainnya, burung laut dan mamalia laut;
3.      Mempunyai nilai niaga, merupakan komoditas ekspor sektor perikanan setelah ikan dan udang;
4.       Daging sotong dan cumi-cumi mengandung semua jenis asam amino essensial yang penting bagi manusia dan mengandung asam lemak tidak jenuh.

Lampiran gambar Cephalopoda
Cumi-cumi                                                                              Gurita
 


Sotong                                                                                     Nautilus
 

C.    Class Pelecypoda

Kelas pelecypoda memiliki nama lain yaitu  lamellibranchiata atau bivalvia. Kata pelecypoda berasal dari pelekis = kapak kecil dan podos = kaki, sedangkan bivalvia berasal dari kata bi = dua dan valve = katup. Kelas ini terdiri atas lebih dari 7.000 spesies yang tersebar luas di seluruh dunia. Ukurannya berkisar mulai dari 1mm hingga 1 m (kerang raksasa), tetapi kebanyakan berukuran antara 1 hingga 2 inch. Contoh dari hewan ini yaitu remis, tiram dan kijing serta bangsa kerang lainnya.



a.       Klasifikasi

 








Kingdom         : animalia
Filum               : mollusca
Kelas               : bivalvia
Ordo                : unionidea
Famili              : Unionidae
Genus              : anodonta
Spesies            : Anodonta woodiana

Kingdom : animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Pelecypoda (Bivalvia)
Ordo : Filibrachia
Famili : Pernaidae
Genus : Perna
Spesies : Perna visridis
 










Kingdom :Animalia
Phylum :Mollusca
Class : Pelecypoda
Ordo :Veneroida
Famili :Tridacnidae
Genus:Tridacna
Spesies  : Tridacna squamosa


kingdom : animalia
Phylum : Mollusca
Class : Bivalvia
Ordo : Eulamellibranchia
Famili : Mactridae 
Genus : Mactra
Spesies  : Mactra violacea


Kingdom : Animalia 
Phylum : Mollusca 
Class : Bivalvia
Ordo :Veneroida
Family : Veneridae
Genus : Antigona
Spesies   : Antigona chemnitzii


kingdom : animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalva
Ordo : Arcoida
Famili : Arcidae
Genus :Anadara
Spesies  : Anadara granosa
b.      Habitat
Habitatnya di air tawar dan air laut. Beberapa jenis membenamkan diri di pasir atau di lumpur ada juga yang bergerak pelan atau menempel pada obyek tertentu.

c.       Morfologi
-          Tidak mempunyai kepala dan mulut
-          Kaki berbentuk seperti kapak, insang tipis dan berlapis- lapis
-          Memiliki dua buah cangkang yang setangkup. Cangkok terdiri atas 2 bagian, kedua cangkok tersebut di satukan oleh suatu sendi elastis yang di sebut hinge (terletak di permukaan dorsal). Bagian dari cangkok yang membesar atau menggelembung dekat sendi di sebut umbo (bagian cangkok yang umurnya paling tua). Di sekitar umbo terdapat garis konsentris yang menunjukkan garis interval pertumbuhan. Sel epitel bagian luar dari mantel menghasilkan zat pembuat cangkok. Cangkok itu terdiri atas 3 lapisan, yaitu :

a.       Periostrakum
Lapisan tipis paling luar yang terbuat dari bahan organik konkiolin sering tak ada pada bagian umbo. Lapisan periostrakum darim lapisan perismatik di hasilkan oleh bagian tepi mantel.
b.      Perismatik
Lapisan bagian tengah yang terbuat dari kristal- kristal kapur (kalsium karbonat).
c.       Nakreas
Lapisan bagian dalam yang terbuat dari kristal – kristal kalsium karbonat dan mengeluarkan bermacam- macam warna jika terkena cahaya. Sering juga di sebut lapisan mutiara. Lapisan nakreas di hasilkan oleh seluruh permukaan mantel.

d.      Anatomi

 










a.       Bernafas dengan insang yang berlapis-lapis
b.      Jantung terdiri dari sepasang bilik dengan peredaran darah terbuka
c.       Sistem pencernaan dimulai dari mulut melalui sifon ventral,kerongkongan,       lambung, usus dan akhirnya bermuara pada anus. Anus ini terdapat di saluran yang sama dengan saluran untuk keluarnya air.
d.       Sistem saraf terdiri dari ganglion anterior (dekat lambung), ganglion 
pedal di kaki dan ganglion posterior di sebelah bawah otot adductorposterior
e.        Terdapat alat keseimbangan (statokis) di dekat ganglion pedal
f.        Reproduksi secara seksual, memiliki kelamin terpisah atau berumah
dua. Umumnya pembuahan dilakukan secara eksternal. Zigot yang   terbentuk selanjutnya akan membentuk larva glosidium

e.       Proses pembentukan mutiara
Ketika substansi asing seperti halnya butir – butir pasir masuk kedalam batas antara mantel bagian tepi dan katup(valve), lapisan epitelium mantel menghasilkan lapisan mutiara dan membungkus substansi asing tersebut. Laipsan mutiara yang terbentuk kemudian dapat saja memecahkan mantel epitelium dan masuk ke dalam rongga mantel atau pada katup.

f.       Sistem pencernaan makanan

Saluran pencernaan makanan terdiri atas :
a.       Mulut(terletak di antara dua pasang labial palpus bersilia,silia ini berfungsi untuk menggiring makanan masuk ke dalam mulut)
b.      Esophagus pendek
c.       Lambung (menerima enzim pencernaan yang di keluarkan oleh kelenjar pencernaan )
d.      Intestine
e.       Rectum (di kelilingi oleh jantung dan perikardium)
f.       Anus yang terbuka dekat lubang tempat keluarnya air dari bagian dorsal sehingga sisa makanan tersebut akan keluar bersama- sama aliran air.
Partikel – partikel makanan dan zat- zat yang terlarut masuk ke dalam saluran masuk (incurent siphon) dengan bantuan silia yang terdapat di dalam insang. Partikel – partikel makanan yang berukuran besar di cerna terlebih dahulu dengan bantuan mukosa yang di sekresikan oleh insang kemudian di angkut dengan bantuan silia yang terdapat pada insang dan palpus ke rongga mulut. Pasir dan partikel lain yang tidak dapat di cerna di drop masuk ke dalam rongga mantel, selanjutnya keluar karena aktifitas silia.
g.      Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah terdiri dari jantung, pembuluh darah dan sinus (rongga terbuka untuk peredaran darah). Jantung terdiri dari ventrikel dan aurikel dan terletak pada perikardium. Ventrikel mengalirkan darah ke arah depan melalui aorta posterior.

h.      Sistem respirasi
Respirasi terjadi di dalam insang dan mantel. Sepasang insang (ctenidia) terletak menggantung pada masing- masing sisi kaki. Masing- masing insang di bentuk oleh dua buah lamella yang masing – masing bersatu pada sisi ventral. Masing – masing lamella mengandung beberapa filamen, insang yang di perkuat oleh balok- balok kitin. Air masuk ke dalam insang melalui ostia yang di dorong oleh kegiatan silia.
Pada sekat interlamella air masuk ke saluran vertikal kemudian menuju kebagian dorsal, umumnya masuk ke dalam bagian ruang suprabarankial dan masuk kebagian posterior menuju saluran keluar(excurrent siphon). Pertukaran gas terjadi di dalam pembuluh darahatau ruang yang terdapat di dalam sekat interlamella. Pembuluh air pada kerang betina bentuknya menyerupai kantung dan berfungsi ganda yaitu untuk menyimpan telur dan larva selama musim reproduksi.

i.        Sistem eksresi
Eksresi di lakukan oleh dua buah ginjal yang terletak di bawah perikardium. Masing – masing ginjal terdiri dari saluran terbuka yang berasal dari rongga perikardium kemudian di lanjutkan ke saluran bersilia yang menuju kekantung kemih yang terdapat diruangan suprabranchial.
j.        Sistem saraf
Sistem saraf terdiri atas 3 pasang ganglion, yaitu :
1.      Ganglion anterior di sebelah ventral lambung
2.      Ganglion pedal pada kaki
3.      Ganglion posterior yang terletak di sebelah ventral dari otot aduktor posterior
Semua ganglion tersebut saling berhubungan.

k.      Sistem reproduksi
Kerang air tawar umumnya berumah dua, tetapi ada juga yang berumah satu (hermaprodit). Alat reproduksi terletak di daerah dekat hati, dan alat itu terdiri dari satu berkas saluran yang terbuka sebelah menyebelah saluran ginjal. Spermatozoa dikeluarkan melalui siphon ventral dari hewan jantan, sedang sel telur di lepaskan melalui lubang dekat ginjal.
Pada beberapa spesies di lekatkan pada insang. Spermatozoa masuk ke dalam insang bersama- sama air dan membuahi sel telur. Bagian insang yang di pakai untuk pertumbuhan sel telur di sebut marsupium. Telur tumbuh secara sempurna dengan pembelahan unik. Setelah mengalami fase blastula dan gastrula zigot berubah menjadi larva yang disebut glochidium, dimana larva tersebut mempunyai dua buah keping cangkok dan pada spesies tertentu merupakan alat kait.

l.        Peranan
Selama ini orang mengenal kerang air tawar ( Anodonta woodiana ) atau kijing taiwan sebagai makanan dan bahan baku kerajinan. Sebagai makanan, kerang merupakan sumber protein. Namun seperti yang sudah banyak dibahas di media massa, manusia perlu berhati-hati sebelum menyantap kerang. Kerang air tawar baru layak santap bila kondisi lingkungan ia tinggal relatif bersih dari pencemaran.
Kerang bernilai ekologis karena sering menyerap logam berat di perairan, kerang sebenarnya memiliki nilai ekologis yang luar biasa. Kerang air tawar yang tinggal di dasar kolam atau danau ternyata bisa dimanfaatkan untuk “melahap” polutan termasuk logam berat yang tersuspensi dalam perairan. Di samping itu, kemampuan hidupnya yang relatif lebih tahan terhadap polutan dan mampu hidup dalam lumpur yang kering saat musim kemarau membuat kerang ini dimanfaatkan sebagai pembersih lingkungan.













BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
§  Ciri  utama bagi phylum Mollusca adalah tubuh yang lunak, tidak bersegmen,kosmopolit dan tubuh yag dilindungi oleh mantel.
§  Scaphopoda merupakan kelas terkecil dari filum Mollusca, dikenal dengan nama “tusk-shells” atau siput taring atau siput gigi, karena bentuk cangkangnya mirip taring gajah atau taring pada umumnya. Anggota dari kelas ini pun hanya berjumlah sedikit diantaranya Dentalium vulgare
§  Cephalopoda adalah mollusca berkaki dikepala atau kepalanya dilingkari oleh kaki-kaki yang termodifikasi menjadi tentakel-tentakel.Umumnya mereka juga memiliki kantung tinta. Cephalopoda mempunyai berbagai macam spesies diantaranya : Cumi (loligo sp.);  Gurita (Octopus vulgaris); dll.
§  Kelas pelecypoda memiliki nama lain yaitu  lamellibranchiata atau bivalvia. Pelecypoda yang berarti kaki kapak kecil dan bivalvia yang berarti dua katup yang saling setangkup. Contoh dari hewan ini yaitu remis, tiram dan kijing serta bangsa kerang lainnya.
§  Proses fisiologis yang terjadi pada tiap kelas Mollusca meliputi: system pencernaan yang terdiri dari mulut, esophagus, lambung, usus, rectum dan anus, serta beberapa kelenjar pencernaan; Sistem respirasi dengan insang atau paru-paru; ekskresi dengan ginjal; system saraf berupa kumpulan ganglion, peredaran darah terbuka dan system reproduksi secara seksual.
3.2.Saran
Makalah ini masih jauh dari sempurna, diharapkan para pembaca mencari sumber lain untuk melengkapi makalah yang telah kami buat.




DAFTAR PUSTAKA

Agus, Risno. 2011. Online [digilib.unimed.ac.id/.../UNIMED-Undergraduate-22822-BAB%20II.pdf]. diakses pada 5 Nopember 2013, pukul 19.05 WIB.
Dody, Triana. 2012. Online [staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2012/08/Moluska-1.pdf]. diakses pada 5 Nopember 2013, pukul 19.30 WIB.
Gito, Setiawan.2011. Online [ www.oseanografi.lipi.go.id/sites/default/files/oseana_xxxi(1)27-38.pdf]. Diakses pada 6 Nopember 2013,pukul 21.00 WIB.
Nontji, Anugerah, 2007. Laut Nusantara. Jakarta : Djambatan. xxi + 321 hlm.
Rahmawati, tika. 2012. Online [http://www.academia.edu/4493808/Bivalvia]. Diakses pada 6 Nopember 2013, pukul 22.03 WIB.
Risno, Muhammad.2011.Online[http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Praktikum%20Avert.pdf]. Diakses pada 5 Nopember 2013, pukul 20.55 WIB.
Rusyana, Adun. 2013. Zoologi Invertebrata. Bandung : Alfabeta. vi + 282 hlm.